Kenali Keratitis: Peradangan Kornea yang Tak Boleh Dianggap Remeh

Bayangkan mata Anda memiliki sebuah jendela super canggih. Jendela ini tidak hanya harus selalu bening agar Anda bisa melihat dunia dengan jernih, tetapi juga harus sangat kuat untuk melindungi bagian dalam mata dari debu, kuman, dan cedera. Dalam dunia nyata, "jendela" ini adalah kornea—lapisan transparan berbentuk kubah di bagian paling depan mata Anda. Fungsinya sangat vital, namun seringkali kita baru menyadarinya ketika masalah datang. Salah satu masalah paling serius yang bisa menimpa jendela berharga ini adalah keratitis.

Apa Sebenarnya Keratitis Itu?

Secara sederhana, keratitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kornea. Ini bukan sekadar iritasi mata biasa yang hilang setelah dicuci dengan air. Keratitis adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan gejala seperti mata merah, rasa nyeri yang hebat, sensasi mengganjal seperti ada pasir, penglihatan kabur, dan sensitivitas ekstrem terhadap cahaya. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, peradangan ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti luka permanen (jaringan parut) pada kornea, ulkus (luka terbuka), hingga penurunan penglihatan permanen atau bahkan kebutaan.

Dua "Keluarga" Besar Penyebab Keratitis

Penting untuk memahami bahwa keratitis bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan sebuah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, para ahli membaginya ke dalam dua kategori besar: keratitis infeksius dan non-infeksius.

  1. Keratitis Infeksius: Invasi Mikroorganisme Berbahaya

    Ini adalah jenis keratitis yang paling umum dan disebabkan oleh "invasi" atau serangan dari mikroorganisme patogen. Layaknya infeksi pada bagian tubuh lain, kornea bisa diserang oleh berbagai jenis kuman, antara lain:

    ◦ Bakteri: Jenis seperti Staphylococcus dan Pseudomonas adalah penyebab paling umum, seringkali masuk akibat kebersihan lensa kontak yang buruk atau setelah terjadi cedera kecil pada mata.

    ◦ Virus: Virus Herpes Simplex (yang juga menyebabkan sariawan di bibir) dan Varicella-zoster (penyebab cacar air) adalah biang keladi utama dari keratitis virus, yang bisa menyebabkan infeksi berulang.

    ◦ Jamur: Biasanya terjadi setelah cedera mata yang melibatkan materi tanaman, seperti ranting pohon atau daun. Keratitis jamur cenderung berkembang lebih lambat tetapi bisa sangat merusak.

    ◦ Parasit: Yang paling terkenal adalah Acanthamoeba, ameba mikroskopis yang hidup di air (air keran, kolam renang, laut) dan tanah. Jenis ini sangat berbahaya dan sering dikaitkan dengan pengguna lensa kontak yang membersihkan lensanya dengan air keran.

  2. Keratitis Non-Infeksius: Ketika Ancaman Bukan dari Kuman

    Terkadang, peradangan kornea terjadi tanpa adanya infeksi dari mikroorganisme. Beberapa pemicu umumnya meliputi:

    ◦ Cedera Fisik: Goresan dari kuku, kertas, atau partikel kecil yang masuk ke mata bisa menyebabkan luka dan memicu peradangan.

    ◦ Penggunaan Lensa Kontak yang Tidak Tepat: Memakai lensa kontak terlalu lama (termasuk saat tidur), menggunakan lensa yang rusak, atau kebersihan yang buruk bisa mengiritasi dan melukai kornea.

    ◦ Mata Kering yang Parah: Air mata adalah pelindung alami kornea. Jika produksi air mata sangat kurang, kornea menjadi kering, rentan terhadap gesekan dan peradangan.

    ◦ Paparan Sinar UV Berlebih: Terlalu lama menatap matahari atau pantulannya (misalnya di salju atau air) tanpa kacamata pelindung bisa "membakar" kornea, sebuah kondisi yang disebut photokeratitis.

    ◦ Faktor Lain: Paparan zat kimia, reaksi alergi yang hebat, atau penyakit autoimun tertentu juga dapat menjadi penyebab.

Mengapa Anda Tidak Boleh Menganggapnya Remeh?

Keratitis, terutama yang disebabkan oleh infeksi, adalah keadaan darurat dalam dunia kesehatan mata. Infeksi pada kornea dapat berkembang dengan sangat cepat. Penundaan diagnosis dan pengobatan yang tidak tepat dapat berakibat fatal bagi penglihatan. Secara global, keratitis infeksius adalah penyebab kelima kebutaan di dunia.

Oleh karena itu, mengenali kondisi ini sejak dini adalah langkah pertama yang krusial. Jika Anda merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan, terutama nyeri mata hebat yang disertai penglihatan kabur, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata.

Di artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai gejala-gejala spesifik keratitis agar Anda lebih waspada dan tahu kapan saatnya mencari pertolongan medis.

Referensi

  1. Austin, A., Lietman, T., & Rose-Nussbaumer, J. (2017). Update on the Management of Infectious Keratitis. Ophthalmology, 124(11), 1678–1689. Dikutip dari Clinical Ophthalmology.

  2. Iqbal, Z., Alanazi, W. S. T., Albalawi, T. A. A., Alrawaili, A. M. A., & Alanazi, A. S. T. (2022). Updates in Different Types of Keratitis: A Review. Journal of Pharmaceutical Research International, 34(28A), 12–21.

  3. Ting, D. S. J., Ho, C. S., & Said, D. G. (2021). Infectious keratitis: a review. Clinical and Experimental Ophthalmology, 49(5), 552-573.