Mata Merah dan Nyeri? Waspadai 7 Gejala Umum Keratitis
Pernahkah Anda terbangun dengan mata yang tidak hanya merah, tetapi juga terasa sangat nyeri, silau berlebihan, dan seolah ada butiran pasir yang tidak bisa hilang? Banyak orang mungkin menganggapnya sebagai iritasi mata biasa atau "sakit mata" yang akan sembuh sendiri. Namun, kumpulan gejala tersebut bisa jadi merupakan sinyal bahaya dari kondisi yang lebih serius: keratitis.
Ketika kornea—jendela bening di depan mata Anda—mengalami peradangan, ia akan mengirimkan sinyal-sinyal yang jelas. Mengabaikan sinyal ini sama saja dengan membiarkan potensi kerusakan pada penglihatan Anda. Mengenali gejala keratitis secara dini adalah kunci untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi jangka panjang. Berikut adalah 7 gejala umum yang harus Anda waspadai.
1. Nyeri Mata yang Intens
Ini adalah gejala pembeda utama. Nyeri akibat keratitis terasa lebih dari sekadar gatal atau perih. Kornea memiliki kepadatan saraf nyeri tertinggi di seluruh tubuh manusia, bahkan ratusan kali lebih padat daripada kulit. Akibatnya, peradangan di area ini bisa menyebabkan rasa nyeri yang tajam, menusuk, atau berdenyut hebat. Rasa sakit ini seringkali membuat penderitanya sulit untuk fokus pada aktivitas sehari-hari.
2. Mata Merah Pekat (Injeksi Siliar)
Berbeda dengan mata merah pada konjungtivitis (belekan) yang tersebar di seluruh bagian putih mata (sklera), kemerahan pada keratitis seringkali paling intens di area sekitar perbatasan kornea dan sklera. Ini disebut "injeksi siliar" dan menandakan adanya masalah yang lebih dalam di struktur mata.
3. Penglihatan Kabur atau Menurun
Kornea yang sehat harus benar-benar transparan dan mulus untuk memfokuskan cahaya dengan sempurna. Ketika meradang, kornea bisa menjadi bengkak, keruh, atau permukaannya menjadi tidak teratur. Hal ini secara langsung mengganggu jalannya cahaya ke dalam mata, menyebabkan penglihatan menjadi kabur, berkabut, atau bahkan menurun drastis.
4. Sensitivitas Cahaya Ekstrem (Fotofobia)
Peradangan pada kornea membuat saraf-saraf di dalamnya menjadi sangat sensitif. Akibatnya, paparan cahaya yang normal sekalipun (seperti lampu ruangan atau sinar matahari dari jendela) bisa terasa sangat menyilaukan dan menyakitkan. Penderita keratitis seringkali merasa lebih nyaman berada di ruangan gelap dan refleks menyipitkan atau menutup mata mereka.
5. Sensasi Adanya Benda Asing
"Rasanya seperti ada pasir atau bulu mata yang mengganjal tapi tidak bisa ditemukan." Ini adalah keluhan yang sangat umum. Sensasi ini muncul bukan karena benar-benar ada benda di sana, melainkan karena permukaan kornea yang meradang dan tidak rata mengiritasi saraf setiap kali Anda berkedip.
6. Mata Berair Berlebihan atau Mengeluarkan Kotoran (Belekan)
Sebagai respons terhadap iritasi dan peradangan, mata akan secara otomatis memproduksi lebih banyak air mata dalam upaya untuk membersihkan dan melumasi dirinya sendiri. Pada kasus keratitis infeksius, terutama akibat bakteri, Anda mungkin juga melihat adanya kotoran mata (belekan) yang kental, berwarna kekuningan atau kehijauan.
7. Sulit Membuka Kelopak Mata (Blefarospasme)
Kombinasi dari rasa nyeri yang hebat dan fotofobia seringkali memicu refleks kejang pada otot kelopak mata, yang dikenal sebagai blefarospasme. Hal ini membuat penderitanya sangat sulit untuk sekadar membuka mata mereka.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Jawaban singkatnya: segera. Jangan pernah mencoba mendiagnosis atau mengobati sendiri gejala-gejala di atas dengan obat tetes mata yang dijual bebas tanpa resep. Jika Anda mengalami kombinasi dari gejala-gejala tersebut, terutama nyeri hebat yang disertai penglihatan kabur, anggap ini sebagai kondisi darurat medis. Menunda pemeriksaan dapat memberikan waktu bagi infeksi atau peradangan untuk merusak kornea secara permanen.
Dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan mendetail untuk menentukan penyebab pasti dari keratitis Anda dan memberikan pengobatan yang paling sesuai. Ingat, penglihatan Anda terlalu berharga untuk dipertaruhkan.
Referensi
Gajdátsy, K., & Máté, M. (2023). Keratitis: Symptoms, Causes and Treatment. Life (Basel, Switzerland), 13(3), 643.
Narayana, S., & McGee, S. R. (2015). Bedside Diagnosis of the 'Red Eye': A Systematic Review. The American Journal of Medicine, 128(11), 1220–1224.e1.
White, M. L., & Chodosh, J. (2014). Herpes Simplex Virus Keratitis: A Treatment Guideline. Clinical Ophthalmology, 8, 121–129.